Rabu, 29 Juli 2009

tentang islam

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A
Metodologi studi islam
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006
Perpus atas 2 x 0

Hal (61-64)
Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian agama islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengerian tnetang islam ini dapat dijelaskan sebagia berikut.

Dari segi kebahasaan islam berasal dari bahasa arab, yaitu kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berate berserah diri masuk dalam damai.[1]

Dari pengerian kebahasaan ini, kata islam dekat dengan arti kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan.[2] Senada dengan itu nurcholis madjid berpendapat bahwa sikap pasrah kepada tuhan merupakan hakikat dari pengertian islam. Sikap inni tidak saja merupakan ajaran tuhan kepada hamba-nya, tetapi ia diajarkan oleh-nya dengan disangkutkan kepada alam manusia itu sendiri. Dengan kata lain ia diajarkan sebagai pemenuhan alam manusia, sehingga pertumbuhan perwujudannya pada manusia selalu bersifat dari dalam, tidak tumbu, apa lagi dipaksakan dari luar, karena cara yang demikian menyebabkan islam tidak otentik, karena kehilangan dimensinya yang paling mendasar dan mendalam, yaitu kemurnian dan keikhlasan.[3]

Pengertian islam demikian itu, menurut maulana Muhammad ali dapat dipahami dari firman Allah yang terdapat pada ayat 202 surat al-baqoroh yang artinya _____. Dan juga dapat dipahami dari ayat 61 surat al-anfal yang artinya _____.

Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukann atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada tuhan.

Dengan demikian, secara antropologis perkataan islam sudah menggambarkan kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada tuhan. Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penoilakan terhdap fitrah dirinya sendiri. Demikianlah pengertian islam dari segi kebahasaan sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai sumber yang dikemukakan para ahli.
Adapun pengertian islam dari segi istilah akan kita dapati rumusan yang berbeda-beda. Harun nasution misalnya mengatakan bahwa islam menurut istilah (islam sebagi agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui nabi Muhammad saw sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai segi dari kehidupan man[4]usia.

Sementara itu maulana Muhammad ali mengatakan bahwa islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagia agama seluruh nabi Allah, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat kitab suci al-qur’an, melainkan pula pada sesuatu yang secara tak sadar tuntuk sepenuhnya kepada undang-undang Allah, yang kita saksikan pada alam semesta.[5]

[1] maulana Muhammad ali, islamologi (dinul islam) (Jakarta: ikhtiar baru van hoove, 1980), h.2
[2] harun nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, jilid I. (Jakarta: UI Press, 1979), h.9
[3] Nurcholis madjid, islam doktrin dan peradaban, sebuah tela’ah kritis tentang masalah keimanan, kemanusiaan dan kemodernan (Jakarta: paramadina, 1992), cet II, h. 426
[4] Harun nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, jilid I, h. 24
[5] Maulana Muhammad ali, opcit., h 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar